MUTIARA NASIHAT #181
NILAI SUATU NIAT
Bismillah
Hadits mulia ini mengingatkan kita
untuk bersungguh-sungguh niat dalam kebaikan apalagi suatu ibadah yang penting
diantaranya adalah jihad:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ سَهْمٍ الْأَنْطَاكِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ وُهَيْبٍ
الْمَكِّيِّ عَنْ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي
صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ
مِنْ نِفَاقٍ قَالَ ابْنُ سَهْمٍ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ فَنُرَى أَنَّ
ذَلِكَ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Barangsiapa meninggal sedang ia belum
pernah ikut berperang atau belum pernah meniatkan dirinya untuk berperang, maka
ia mati di atas cabang kemunafikan. Ibnu Sahm berkata; Abdullah bin Mubarak
berkata, Lantas kami diberi pendapat bahwa hal itu berlaku di masa Rasulullah.
[HR. Muslim No.3533]
قال النووي رحمه الله : المراد أن من فعل هذا
فقد أشبه المنافقين المتخلفين عن الجهاد في هذا الوصف ، فإن ترك الجهاد أحد شعب النفاق
. وفي هذا الحديث : أن من نوى فعل عبادة فمات قبل فعلها لا يتوجه عليه من الذمّ ما
يتوجه على من مات ولم ينوها
.
Dalam syarah Muslim berkata Imam
AnNawawi : yang dimaksud hadits ini adalah barang yang sama sekali belum
berjihad dan tidak ada niat untuk itu, maka dia telah menyerupai kaum munafik,
dan orang-orang yang anti jihad.
Maka dalam hadits ini sesungguhnya
barangsiapa yang berniat untuk suatu ibadah, dan dia mati, sebelum
mengerjakannya maka orang itu tidak mendapat dosa sebagaimana orang yang mati
dan tidak ada niat sama sekali.
وقال السندي في حاشيته على سنن النسائي : قوله
( ولم يحدث نفسه ) من التحديث قيل بأن يقول في نفسه يا ليتني كنت غازيا ، أو المراد
ولم ينو الجهاد وعلامته إعداد
Berkata alSindy, dalam Hasyiahnya
sunan anNasai: "Yang dimkasud hadits "tidak terbetik niat dalam
dirinya".
Dari hadits ini maka seorang yang
berkata dalam dirinya "Duhai seandainya saya menjadi mujahid"
Atau hadits tadi maksudnya seorang yg
tidak niat untuk jihad, padahal itu termasuk persiapan, atau ali'dad.
Maka termaksuk i'dad adalah menguatkan
niat untuk hal itu, walaupun hal itu belum tentu terjadi karena jihad bukan
perkara yang mudah, dia ada syarat2nya, ada rukunnya dll.
Jihad berkaitan erat dengan fatwa
ulama.
Jihad
berkaitan erat dengan perintah ulil amri atau pemerintah.
Jihad
berkaitan erat denfan syarat-syaratnya.
Jihad tidak
lepas dari rukun-rukunya.
Jihad
perkara yang berkaitan hukum-hukumnya.
Jihad
begitu luas jangan kita persempit.
Adapun i'dad dalam arti kata siap kita
telah diperintahkan dalam Al-Quran QS 8-60.
"Dan siapkanlah untuk menghadapi
mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat
untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah,
musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan)".
Tegu Beriman
Hati yang teguh dan beriman
Berbekal
taqwa kekuatan
Teguh
dan kukuh
Menghadapi
cobaan
Itulah
sebenar beriman.
Tak pernah merasa lelah
Walau
menghadapi ujian
Teguh
dan kukuh
Tegar
dan mantab
Itulah
pilihanya..
Tiada
kata ntuk menyerah
Besabarlah...bersabarlah...
Walau karang-karang rintangan
Slalu
menghalangi.
Dan
mengoyak jalanya dakwah.
Walau
beribu orang mengoloknya
Dan
menghinanya
Dia
tetap maju melangkah
Teguh dan kukuh
Menghadapi
cobaan
Itulah
mujahid berjuang.
Berjihadlah.....berjihadlah....
Allahumm Ya Allah tolonglah kaum
muslimin dimana saja, hancurkan musuh-musuh-Mu, porak porandakan siapa saja
yang menghina agamaMu.
Aamiin Ya Rabbal'akamiin.
Allahu'alam
Pondok Aren
8jumadaAkhiroh1436H/28-3-15M
Abu Aminah Abdurrahman
Ayub
Pin bb 7FB8C9B6.
Fb Abdul Rahman Ayub
Hp/WA 081310144169
0 komentar:
Posting Komentar