MUTIARA NASIHAT #173
SEKALI LAGI UNTUK KAUM IBU
Puisi ini tidaklah berarti, walau dibanding kotoran di
ujung kukunya
Kata-kata ini bukan ntuk
balas budi,
Karena budinya bukan hanya
untaian kata-kata.
Dia yang telah menderita dalam mengandung buah hatinya
Dan penderitaannya terus
sampai tumbuh dan besarnya sibuah hati.
Kadang seorang ibu rela
tidak tidur, demi menjaga sibuah hati yang tergolek lemah.
Di sana di negri berhujan roket dan peluru.
Seorang ibu menedekap buah
hatinya yang masih merah, agar tak
tertimpa puing-puing reruntuhan.
Sebagian kaum ibu, ada
yang berderaian air mata, mencari buah hati diantara puing-puing reruntuhan.
Di sana ...di tenda-tenda pengungsian, sudah menjadi
pemandangan harian ... dimana seorang ibu bersimpuh di dapur kumuh,
disekilingnya buah hati yang menangis kelaparan, sedang dapurnya tiada apa yang
dapat dimasak.
Dinginnya cuaca menembus tenda-tenda pengungsian
membekukan tubuh yang lemah dan kelaparan.
Hembusan anginnya yang
dingin banyak mengantar kematian seorang ibu yang beku dengan buah hati dalam
dekapannya, pergi menghadap Ilahi, dengan ketabahan sejati.
Wahai para ibu di negri aman damai.
Rawatlah buah hati kita
dengan baik dan benar.
Tidak sedikit di negri aman
damai, namun buah hatinya rindu dengan pelukan hangat seorang ibu.
Berapa banyak buah hati
yang kenyang perutnya namun lapar jiwanya dari sentuhan dan kasih sayang
bundanya.
Tidak sedikit buah hati yang ditinggal ibunya ketika dia
sedang tidur dan bundanya balik dia sudah tertidur dengan dekapan selimut yang
tiada sehangat pelukan bundanya.
Buakankah seorang ibu
adalah madrasah?
Ibu adalah sekolah pertama
sebelum mereka sekolah di luar rumah.
Ibu adalah lambang sesuatu
yang utama.
Manusia sepakat dengan
kata ibu kota bukan bapak kota.
Allah Ta'ala melalui lisan
Nabi shalallah 'alaihi wasalam menyebut ummul kitab yaitu al Fatihah, bukan
Abulkitab atau bapak kitab.
Wahai kaum ibu,....
Penderitaanmu ketika
melahirkan buah hatimu, alangkah indahnya jika terbalas dengan kesolehan buah
hati.
Dan kesolehan tidak begitu
saja tumbuh, karena dia bukan watak turunan.
Keimanan dan ketakwaan
adalah pemberian Allah Ta'ala yang wasilahnya harus kita berusaha.
Wahai kaum ibu....
Air matamu lebih mahal
dari butiran mutiara.
Jangan mudah tertumpah
karena perangai buah hatimu.
Wahai kaum ibu...
Lisanmu lebih tajam dan
mustajab dihadapan Ilahi Rabbi.
Jangan mudah terucap
kecuali doa dan harapan ntuk buah hatimu.
Dalam senang dan marahmu... wahai kamu ibu... ucapkanlah
kebaikan untuk buah hatimu.... agar mereka menjadi anak-anak soleh dan solehah,
sebagai pundi-pundi kekayaan kita di alam barzah dan di alam yang tidak
mengenal fana.
Ya Allah jadikanlah kami hamba yang pandai bersyukur
kepadamu dan kepada kedua orang tua.
Aamiin Ya Rabbal'alamiin
Allahua'lam.
Pondok Aren.
21Jumadilawal1436H/12-3-2015M
Abu Aminah Abdurrahman
Ayub
Pin bb 7FB8C9B6.
Fb Abdul Rahman Ayub
Hp/WA 081310144169
0 komentar:
Posting Komentar