MUTIARA NASIHAT #155
HUJAN LAGI...HUJAN LAGI..!!!
Kalimat seperti ini "hujan lagi..
hujan lagi!!!" jika yang mengucapkan niatnya atau konotasinya marah atau
mencela, maka yang demikian bisa merusak keimanan seseorang.
وَنَزَّلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ مُّبَـٰرَكً۬ا
فَأَنۢبَتۡنَا بِهِۦ جَنَّـٰتٍ۬ وَحَبَّ ٱلۡحَصِيدِ
“Dan Kami turunkan dari langit air
yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan
biji-biji tanaman yang diketam” (Qs Qaaf 9).
Bagaimana dia mencaci suatu yang
diberkahi Allah Ta'ala.
Dan secara umum kita dilarang mencaci
ciptaan Allah Ta'ala.
Dalam sebuah hadits qudsi,
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, AllahTa’ala berfirman,
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ
، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ ، بِيَدِى الأَمْرُ ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci
maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang
mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” (HR. Bukhari,Muslim dari Abu
Hurairah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam juga bersabda,
لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ
“Janganlah kamu mencaci maki angin.”
(HR. Tirmidzi , dari Abu Ka’ab. shahih)
Bahkan jika dia mengaitkan hujan
dengan yang lain selain Allah Ta'ala, seorang bisa kafir. Inilah yang sangat
dikhawatirkan oleh Rasulullah صلى
الله عليه و سلم.
Sebagaimana hadits mulia ini:
”حديث زَيْدِ بْنِ خالِدٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ:
صَلّى لَنا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم صَلاةَ الصُّبْحِ بالحُدَيْبِيَةِ عَلى
إِثْرِ سَماءٍ كانَتْ مِنَ اللَّيْلَةِ، فَلَمّا انْصَرَفَ أَقْبَلَ عَلى النَّاسِ
فَقالَ: هَلْ تَدْرُونَ مَاذا قَالَ رَبُّكُمْ قَالوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ:
أَصْبَحَ مِنْ عِبادي مُؤْمِنٌ بِيَ وَكافِرٌ، فَأَمّا مَنْ قَالَ مُطِرْنا بِفَضْلِ
اللهِ وَرَحْمَتِهِ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِيَ وَكافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمّا مَنْ قَالَ
مُطِرْنا بِنَوْءِ كَذا وَكَذا فَذَلِكَ كافِرٌ بِيَ وَمُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
Zald bin Khalid Aljuhani berkata: Ketika kami bersama Nabi ﷺ di Hudaibiyah, shalat subuh berjama’ah dengan kami, yang mana
pada malamnya telah turun hujan, maka sesudah shalat Nabi ﷺ . langsung menghadap kami dan bersabda: Tahukah kamu apakah
yang difirmankan Tuhanmu? Jawab kami: Allahu warasuluhu a’lam (Allah dan
Rasulullah yang lebih mengetahui). Maka sabda Nabi ﷺ
: Allah berfirman: Di waktu pagi hambaKu ada yang mu’min (percaya) kepada-Ku
dan ada yang kafir. Adapun yang berkata: Hujan ini dengan karunia dan rahmat
Allah, maka ia percaya kepada-Ku dan kafir terhadap bintang, adapun orang yang
berkata: Hujan ini karena bintang ini dan bintang itu, maka itu kafir kepada-Ku
dan percaya kepada bintang. (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim )
Maka seorang bisa kafir jika
mengaitkan turunnya hujan dengan bintang, atau dewa, atau karena acara tertentu
seperti Imlek dll.
Dalam hadits lain Nabi menegaskan :
ثلاث أخاف على أمتي: الاستسقاء, وحيف السلطان,
وتكذيب باالقدر
“Tiga hal yang sangat aku khawatirkan
akan menimpa umatku: menisbatkan hujan kepada bintang-bintang, penguasa yang
zhalim, dan pendustaan terhadap taqdir. (HR. Ahmad, sahih jaami' ashshogir no
3022, dlm shahihah 1127)
disabdakan Rasulullah صلى الله عليه و سلم dari Rabb-nya, bahwa Dia berfirman:
أصبح من عبادي مؤمن بي و كافر فأما من قال:
مطرنا بفضل الله و رحمته, فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب, وأما من قال: مطرنا بنوء كذا
و كذا, فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب
“Diantara hamba-Ku ada yang menjadi
beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan: ‘Kami
telah diberi hujan karena keutamaan dan rahmat Allah, ’maka itulah orang yang
beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang. Sedang orang yang
mengatakan ‘Kami diberi hujan karena bintang ini dan itu, ’maka itulah orang
yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang. (HR. al-Bukhari).
Alquran menerangkan tentang hujan:
" Tidakkah kamu melihat bahawa Allah menggerak-gerakkan awan, kemudian
dikumpulkan-Nya (Allah) antara (bahagian-bahagian)nya, kemudian Dia (Allah)
menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar daripada
celah-celahnya. Dan Dia (Allah) menurunkan dari langit, daripada gunung, yang
di dalamnya (terdapat) salju( es), maka ditimpakan-Nya kepada sesiapa yang
dikehendaki-Nya (Allah) dan dipalingkan-Nya (Allah) daripada siapa yang
dikehendaki-Nya (Allah). Hampir-hampir pancarannya yang berkilauan
menghilangkan penglihatan". (Qs AnNuur :43)
Maka ajarkanlah anak2 kita bahwa Allah
yang menurunkaj hujan, bukan sekedar proses alam yang turun begitu saja seperti
di pelajaran ilmu alam dahulu kita menjawab ulangan bahwa hujan turun karena
penguapan bumi karena panas matahari kemudian berkumpul menjadi awan, kemudian
jika sudah waktunya karena penuh maka turun hujan, tidak ada kita kaitkan atas
kehendak Allah, yang demikian bisa menjadikan syirik Rububiyah, syirik dalam
meniadakan ciptaan atau pemeliharaan atau pengaturan dari Allah Ta'ala.
Padahal hujan adalah ciptaan dan
kehendak Allah dengan proses yang telah jelas dlm (Annur:43).
Hati-hatilah apa yang kita nyatakan :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ
رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
(QS. Qaaf: 18)
Allahumma Ya Allah kami berlindung
padaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Allahua'lam.
Gandul
Cinere
22Robi'Akhir
1436H/11-2-2015M
Abu Aminah Abdurrahman
Ayub
Pin bb 7FB8C9B6.
Fb Abdul Rahman Ayub
Hp/WA 081310144169
0 komentar:
Posting Komentar