MUTIARA NASIHAT #151
MEREKA MENGHINA ALLAH
Kaum yaudi menghina Allah dengan
menyatakan Uzair anak Allah.
Kaum Nasrani juga menghina Allah,
dengan menyatakan Isa anak Allah.
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ
وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ
ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ
يُؤْفَكُونَ
(30)
يقول أبن قدامة المقدسي – رحمه الله - : من
سب الله – تعالى – كفر سواء مازحاً أو جاداً ، وكذلك من أستهزأ بالله – تعالى – أو
بآياته أو برسله أو كتبه
(( قل أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزءون * لا
تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم )) سورة التوبة آية : 65 ، 66
Berkata Ibnu Qudama al Maqdisi
rahimhullah "Siapa saja yg menghina Allah Ta'ala maka dia kafir, baik
bergurau atau sungguh-sunggu.
Atau juga mengolok-olok Allah Ta'ala,
atau ayat2Nya, atau RasulNya, atau menghina kitabNya.
Firman Allah yang maknanya:
"Apakah dengan Allah, dan
ayat2Nya dan Rasulnya kamu mengolok-olok?"
Kafir Quraisy di Mekah ketika disampaikan
dakwah pada mereka, sebagian mereka menolak dengan menyatakan:
(( وإذا قيل لهم آمنوا كما آمن الناس قالوا أنؤمن
كما آمن السفهاء ألا إنهم هم السفهاء ولكن لا يعلمون * )) سورة البقرة آية : 13.
Apabila dikatakan pada mereka,
berimanlah kamu sebagaimana manusia beriman ( sahabat ), mereka berkata apakah
kami harus beriaman sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman? ketahuilah
sesungguhnya merekalah yang bodoh akan tetapi mereka tidak mengetahuinya".
(Al Baqarah :13)
Orang-orang kafir quraisy menyebuat
para para sahabat dengan julukan orang-orang bodoh.
Begitu juga penghinaan orang-orang
munafik kepada Rasulullah yang dinyatakan dalam quran:
يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَة
لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ
وَلِلَّهِ الْعِزَّة وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا
يَعْلَمُونَ
}
Berkata orang2 munafiq, kalau kami
balik nanti ke Madinah, niscaya orang yang mulia, akan mengeluarkan orang yang
hina (Rasululloh). Dan sesungguhnya kemuliaan itu milik Allah, milik
Rasulullah, dan milik orang-orang mu'min, akan tetapi mereka orang2 munafik
tidak mengetahuinya. (QS Al Munafuqun :8).
Kalau kaum Yahudi, Nasrani, Kaum kafir
Quraisy, kaum Munafiq mereka menghina Allah Ta'ala, menghina Rasulullah
shalallah 'alaihi wasalam, menghina Sahabat rodhiallah 'anhum. Hal ini jelas
dan umat Islam mengetahuinya.
Namun jika agama syia'ah yang menghina
Allah, menghina , Nabiyallah, menghina shabat radhiallah 'anhum, menghina
istri-istri Nabi shalallah'aliaihi wasalam.
Sayangnya tidak semua umat Islam
mengetahuinya, bahkan tidak sedikit yang menyangkalnya... bahkan ada dari
kalangan tokoh Islam yang membela syi'ah dan menyamakan dengan Ahlu sunnah.
Duhai apa yang mereka ketahui tentang
agama syi'ah sehingga begitu mudahnya mereka membela.
Padahal syi'ah meyakini bahwa Allah
mempunyai sifat albada', kejahilan. Dan bukti lain penghinaan mereka pada Allah
riwayat ini. Disebutkan dalam kitab mereka "Wasail Asy Syiah" milik
"Al Amili":
عن أبي عبدالله ( عليه السلام ) قال: كان نقش
خاتم أبي: العزة لله جميعا، وكان في يساره، يستنجي بها، وكان نقش خاتم أمير المؤمنين
( عليه السلام ): الملك لله، وكان في يده اليسرى، يستنجي بها
“Dari Abi Abdillah alaihissalam, dia
berkata: Ukiran cincin bapakku (Muhammad Al Baqir) adalah “Al Izzah LILLAH
Jami’an”, dan cincin itu ada di tangan kirinya dia beristinja’ (baca: cebok)
dengannya. Dan ukiran cincin Amiril mu’minin (Ali bin Abi Thalib) adalah “Al
Mulku LILLAH”, dan cincin ini ada ditangan kirinya dia beristinja’ dengannya”
Wasa’il Asy Syiah 24/10
Inilah hanya segelintir tulusan mereka
yang menghina Allah, menjual nama Sahabat Ali dan keturunanya rodhiaAllah
'anhum.
Ada baiknya kita menengok apa yang di
fatwakan MUI tentang agama syi'ah:
Perbedaan itu di antaranya :
1. Syi’ah menolak hadis yang tidak
diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan Ahlu Sunnah wal Jama’ah tidak
membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma ‘sum
(orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia
biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa
adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa
mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan
kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni
(Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan
keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan umat.
5. Syi’ah pada umumnya tidak mengakui
kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan,
sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu
Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat perbedaan-perbedaan pokok
antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama
mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia
menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah
agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran
Syi’ah
Tentunya ini hanya segelintir dari
ribuan fatwa dan tulisan para Ulama Ahlu Sunnah Waljama'ah, yang harus kita
ketahui untuk membentengi keluarga kita, saudara, teman dekat, rekan,
lingkungan, negara yang kita cintai ini.
ALLAHUMA Ya Allah lindungi kami dari
fitnah yang dahsyat ini, Ya Allah tampakkan pada kami yang hak itu hak,
mudahkan kami mengikutinya dan yang bathil itu bathil jauhkan kami dari
mengikutinya.
Allahua'lam.
Pondok
Aren
18Robi'Akhir
1436H/7-2-2015M
Abu Aminah Abdurrahman
Ayub
Pin bb 7FB8C9B6.
Fb Abdul Rahman Ayub
Hp/WA 081310144169
0 komentar:
Posting Komentar