MUTIARA NASIHAT #142
JANGAN SAMPAI 4 HAL INI MASIH MELEKAT PADA DIRI KITA
Bismillah
Rasulullah shalallah'alaihi wasalam
sangat sayang dengan umatnya, sehingga dalam setiap kesempatan beliau selalu berpesan untuk kebaikan
umatnya.
Beruntunglah siapa saja yang
mendapatkan pesan-pesan Beliau, sehingga dengan mendengarnya dia dapat
mengamalkan dengan benar apabila itu perintah. Dan sebaliknya dia dapat
menjauhinya jika itu berupa larangan atau ancaman.
Dalam kesempatan ini kita akan mencoba
menikmati kilauan mutiara hadits Beliau. Mudah-mudahan kilauan cahaya sunnahnya
dapat menerangi kegelapan dada-dada kita, dapat mencairkan kebekuan akal kita,
dapat menghilangkan sisi gelap yang masih ada pada diri kita.
Diantara sisi gelap atau sifat
jahiliyah yang kadang masih ada pada seseorang antara lain sebagaimana
dijelaskan oleh Beliau dalam salah satu
hadits sahih dibawah ini:
, أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ , قَالَ : " أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لا
يَتْرُكُوهُنَّ : الْفَخْرُ فِي الأَحْسَابِ , وَالطَّعْنُ فِي الأَنْسَابِ , وَالاسْتِسْقَاءُ
بِالنُّجُومِ , وَالنَّيِاحَةُ
" .
حديث صحيح، أخرجه مسلم 934 بطوله، وعبد الرزاق
6686، وابن أبي شيبة 3/390. انظر: تخريج عبد الرزاق المهدي لأحاديث فتح المجيد، ص
326.
Artinya : Empat perkara jahiliyah yang
masih dilakukan umatku: Berbangga-bangga dengan kebesaran leluhur, mencela
keturunan, mengaitkan turunnya hujan kepada bintang-bintang dan meratapi
mayit" ( HR Muslim, Abdurrazaq, Ibnu Abi Syaibah)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam menjelaskan bahwa keempat perkara tersebut termasuk jahiliyah, yaitu:
1. Berbangga-bangga
dengan leluhur.
Allah tidak melihat leluhur kita
siapa, atau memasukan kita kesorga karena kita anak orang terpandang, bahkan
tidak boleh seorang hanya mengandalkan leluhurnya bukan keimanan dia dan
ketakwaannya. Allah menegaskan pentingnya ketakwaan dalam hal ini dengan
firmanNya:
"إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ"[الحجرات:13].
Sesungguhnya yang mulia disisi Allah
adalah yang taqwa. Qs Hujurat:13.
2. Mencela
keturunan.
Menghina atau menyatakan suatu yang aib,
atau kekurangannya, atau seorang mengagungkan dirinya dan merendahkan orang
lain.
وعندما عيَّر أبو ذر رضي الله عنه رجلاً بأمه، قال له النبي صلى الله عليه
وسلم: "أعيَّرته بأمه؟ إنك امرؤ فيك جاهلية"
Abu dzar rodhiallah 'anhu pernah
memaki seseorang dengan mencela ibunya. (sehubungan dengan itu) Rasulullah
menegornya
Sabdanya, ”Hai Abu Dzar! Mengapa
engkau maki dia dengan mencela ibunya? Rupanya engkau masih berpikiran seperti
jahiliyah.” ( Bukhari )
3. Mengaitkan
turunnya hujan kepada bintang-bintang.
Perkara meramal hujan dan
mengaitkannya dengan bintang-bintang tertentu maka hal yang tercela. Bahkan
bisa syirik.
4. Meratapi mayit.
Nangis dengan berteriak-teriak,
mengoyak baju, memukul pipi atau kepala, atau memecah barang-barang dll dari
adat jahiliyah yang semua itu seperti menolak taqdir atau mengingkari takdir
dll.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
mengatakan, “Apabila keluarga mayit membuatkan makanan lalu mengundang
orang-orang, maka ini bukanlah sesuatu yang disyari’atkan. Semacam ini termasuk
ajaran yang tidak ada tuntunannya. Bahkan Jarir bin ‘Abdillah mengatakan,
كُنَّا نَعُدُّ الِاجْتِمَاعَ إلَى أَهْلِ
الْمَيِّتِ وَصَنْعَتَهُمْ الطَّعَامَ لِلنَّاسِ مِنْ النِّيَاحَةِ
“Kami menganggap bahwa
berkumpul-kumpul di kediaman si mayit, lalu keluarga si mayit membuatkan
makanan, ini termasuk niyahah (meratapi mayit yang jelas terlarang).”
Bahkan yang dianjurkan ketika si mayit
meninggal dunia adalah orang lain yang memberikan makanan pada keluarga si
mayit (bukan sebaliknya). Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
mendengar berita kematian Ja’far bin Abi Thalib, beliau mengatakan,
اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَقَدْ
أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ
“Berilah makan untuk keluarga Ja’far
karena mereka saat ini begitu tersibukkan dengan kematian Ja’far.” (Majmu’ Al
Fatawa, 24/316-317.)
Sayangnya masih ada diantara kaum
muslimin yang tidak mengetahuinya tentang hadits yang mulia ini. Atau ada yang
telah mengetahuinya tapi mengabaikannya sebab sudah menjadi tradisi. Atau berat
untuk melepasnya karena lingkungan seperti itu dan berbagai alasan lainnya.
Allahumma ya Allah ampunilah kami, dan
angkatlah pada diri kami perkara-perkara jahiliyah yang membawa kerugian pada
kami.Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Allahua'lam
Pondok
Aren
8Robi'Akhir
1436H/28-1-2015M
Abu Aminah Abdurrahman
Ayub
Pin bb 7FB8C9B6.
Fb Abdul Rahman Ayub
Hp/WA 081310144169
0 komentar:
Posting Komentar